Semua orang tahu apa itu bohong bahkan patut dipercaya
bahwa tiada orang di dunia ini yang tidak pernah bohong. Dan kalau pertanyaan
ini sampai ke Anda jawabannya sudah jelas. Betapapun Anda akan mengatakan bahwa
Anda tidak pernah bohong mungkin orang lain percaya tetapi tidak demikian
dengan diri Anda sendiri. Hati tidak
pernah bohong tetapi bisa bohong tergantung siapa yang memiliki hati tersebut. Inilah
5 fakta tentang berbohong
1. Bohong Sudah
Ada Sejak Manusia Diciptakan
Bohong konon usianya sama
tuanya dengan keberadaan manusia di dunia ini. Artinya sejak awal manusia
itu diciptakan sudah ada yang disebut bohong hanya kadarnya berbeda. Tengok
kisah tentang Adam dan Hawa, setiap pulang ke rumah Adam selalu membawakan apel
untuk kekasihnya Hawa. Apel itu sangat manis karena diambil dari apel yang
jatuh ke tanah dan Hawa sangat menyukainya. Suatu hari Hawa memuntahkan apel yang diberikan Adam
karena tidak seperti biasanya tapi kecut. Seperti diketahui bahasa yang
digunakan mereka berdua pada waktu itu tidak jelas tetapi dapat ditarik
kesimpulan kalau Hawa tidak senang dan rasa tidak senangnya itu kalau
diterjemahkan mengatakan antara lain kalau Adam bohong.
2. Bohong itu bisa
terjadi tanpa disengaja
Artinya ada dalam kisah Adam dan Hawa, Adam sendiri tidak
tahu ihwal apel yang tidak manis itu. Jadi beliau tidak bermaksud membohongi. Bagaimana
mau membohongi kalau dirinya sendiri tidak tahu. Kebohongan lainnya adalah
kebohongan yang disengaja artinya sejak semula memang ada niat untuk berbohong.
Dan kesalahan Adam adalah tidak pernah
mengatakan kalau apel itu dipetik dari pohon, tidak seperti biasanya yang
dipungut dari tanah. Ada kesalahan kecil yang dilakukan Adam yaitu tidak
memberitahu Hawa kalau apel kali ini dipetik dari pohon.
Adam tidak bisa disalahkan demikian pula Hawa. Inilah
yang disebut beribu-ribu tahun kemudian dengan apa yang kita kenal dengan “miscommunication”. Wah mentereng kan
padahal kalau bahasa yang digunakan pada waktu itu biasa-biasa saja.
3. Manusia Sejak
Bayi Sudah Berbohong
Sebenarnya manusia itu mengenal bohong sejak usia dini meski
tidak diajarkan oleh ibunya. Sebagai contoh, seorang bayi yang lagi disusui
selalu menghindarkan mulutnya dari puting ibunya ini semata-mata supaya ibunya
menghentikan pemberian asinya. Ibunya paham kalai bayinya sudah kenyang. Tetapi
apakah kita tahu kalau bayi itu sengaja pura-pura kenyang karena males atau
tidak nyaman dibekap terus-terusan? Nah itulah yang kita sebut bohong dilakukan
sejak dini. Bayi saja bisa berbohong, apalagi yang dewasa seperti kita-kita
ini. Berapa dosa kita karena kebohongan yang telah kita lakukan? Hehe..
4. Bohong Ternyata
Ada Macamnya
Apa sebetulnya bohong itu? Mengatakan sesuatu yang tidak
sebenarnya bisa disebut bohong. Jadi misalnya seorang isteri bertanya kepada
suaminya yang datang terlambat dari kantor “Kok jam segini baru pulang?” He he ..anu
bu masih ada pekerjaan yang harus dikerjakan hari ini harus selesai”. Padahal
sudah pulang tadi-tadi.. ada ‘keperluan’ lain yang hanya dia sendiri yang tahu,
kita tidak perlu tahu bukan? Tidak mengatakan sesuatupun bisa dianggap bohong. Ini
versi lain Berkelit.
Si suami yang ditanya tadi misalnya diam saja.”Dikejar”
pertanyaan isterinya terus tetap diam. Ini yang disebut GTM, Gerakan Tutup Mulut. Ini hanya
teknik berbohong dengan kata lain “Situ tanya terus kalau gua mau diem
mau apa". Ini teknik berbohong yang hanya beberapa orang yang mampu
berbuat semacam itu.
Biasanya suami yang dominan dalam rumah tangga. Di dalam interogasi
teknik ini juga dikenal dan dilakukan oleh tersangka dan di sisi lainpun pihak pemeriksa
mempunyai teknik lain agar tersangka mau buka mulut. Meski berbohong itu jelas
sesuatu hal yang tidak terpuji tetapi ada berbohong
demi kebaikan.
Misalnya, ada seseorang yang menanyakan apakah tadi
melihat suaminya lewat sini berboncengan dengan seorang wanita. Yang mendapat
pertanyaan ini pusing tujuh keliling karena kalau dia mengatakan yang
sebenarnya bakal terjadi prahara dalam rumah tangga. Sama suaminya juga kenal
baik dan tentu akan dapat teguran kalau dia mengatakan yang sebenarnya. Maka
demi kebaikan bersama lebih baik dia bilang “Wah maaf bu tadi tidak lihat lho..
saya tidak begitu perhatian”. Padahal tadi sempat ketawa bahkan ketika temannya
mendekatkan telunjuknya di ujung bibirnya dia manggut-manggut seolah mengatakan
jangan kawatir. Beres!
5. Berbohong
Merupakan Teknik Menyelamatkan Diri
Lalu kenapa orang melakukan kebohongan atau berkata
bohong? Tidak ada literatur yang secara spesifik mengupas tentang apa bohong
itu. Dari beberapa teori secara empiris dan berdasarkan pengamatan ada beberapa
teori yang berkaitan dengan studi mengapa orang melakukan kebohongan. Yang
pertama adalah supaya selamat dari kemungkinan yang akan dihadapinya dan ini
erat hubungannya dengan apa-apa yang telah dilakukannya tetapi tidak mau
menerima konsekwensinya.
Bagi orang yang “easygoing”
mempunyai keyakinan atau keberanian untuk menghadapi sesuatu yang bakal terjadi
begitu tenangnya. Ah, nanti saya bohongi juga beres! Apakah semudah itu dan
persoalan bakal oke-oke saja? Orang yang
mengandalkan kebohongan sekali dua kali akan berhasil mungkin, tapi berikutnya?
Akan berbohong untuk hal yang sama dengan kebohongan yang sama selama tiga kali
siapa yang percaya? Misalnya datang ke tempat pekerjaan terlambat ketika
ditanya atasan kenapa terlambat?
Macet pak! Terlambat kedua kalinya “ban kempes pak”
Terlambat ketiga kalinya “bangun kesiangan pak”. Meskipun tiga alasan tadi berbeda apakah atasan akan percaya
begitu saja?
Bohong itu tidak hanya terucap tapi perlu penghayatan diiringi
mimik atau raut wajah yang wajar serius dan tidak dibuat-buat. Mengandalkan akting
saja tidak akan ada gunanya. Pandangan atau sorot mata orang yang bohong lain
dengan sorot mata orang yang mengatakan sebenarnya dan sejujurnya. (Dmr)
0 komentar:
Post a Comment