Cepetan adalah seni topeng tradisional khas Kab. Kebumen, Prov. Jawa Tengah yang lebih merupakan sosok dibanding dengan topeng wajah. Bentuk visual topengnya lebih kasar dibanding dengan topeng panji. Sedangkan raut mukanya lebih diasumsikan sebagai manifestasi dari berbagai makhluk kasar dan makhluk halus penghuni hutan. Seni topeng ini sebagai cepetan alas atau tongbreng dan adapula yang menyebutnya sebagai dangsak.
Menurut literatur, kesenian ini muncul pada abad ke XIX dan tumbuh di beberapa desa kawasan hulu pegunungan Kebumen Utara yang kebanyakan di desa yang memiliki kawasan hutan dan menjadi basis perkebunan onderneming semasa pemerintahan Kolonial Belanda. Hingga masa pendudukan fasisme Jepang di Nusantara, eksistensi seni tradisi bercorak budaya agraris dan kental aura magis ini bertahan tumbuh meskipun memasuki masa sulit dibawah tekanan colonial terhadap masyarakat lokal.
Pengobatan ritual kesurupan |
Proses akulturasi data cepetan ini berorientasi mengedepankan estetis ketimbang ritual atau spirit perlawanan cultural di era sebelumnya. Pada awal munculnya tradisi cepetan, konon atmosfir situasi perang Jawa menginspirasi kemunculan seni cepetan. Secara personal maupun berkelompok, pelaku seni cepetan ini dapat muncul dan menghilang tiba-tiba diantara semak belukar seputar hutan perkebunan onderneming, dan juga di tempat-tempat tertentu yang dipandang perlu dijaga pelestariannya. (SH/APJ)
Aku baru tahu ada budaya ini.
ReplyDeleteTapi kalau liat muka topeng itu koq rasane piyeee. . .
Kesenian Dari Kebumen Sis.. Budaya asli sejak jaman dulu..
ReplyDeletesemoga Mendunia....Sipp...Lanjutken!!
ReplyDelete